Ketika ku katakan “YA”
OLEH : PUTRI NILAM SARI
saat
liburan tiba, maka kebahagian akan datang menghampiri, diri yang selama di
kekang oleh berbagai peraturan dan tidak ada nya hiburan dan waktu untuk refresing
membuat aku dan teman seperjuangan ku sangat bahagia saat liburan itu tiba,
karena moment liburan yang singkat itu merupakan waktu bagiku dan teman ku, untuk merilaks kan diri,
menghibur diri, dan terlepas dari berbagai perturan yang sangat mengekang diri
kami selama berada di asrama.
Malam
itu ketika aku sedang sibuk mengotak atik ponsel ku,dan berkirim pesan singkat
dengan sahabat ku. tiba tiba ada panggilan masuk dari nomor yang tak ku kenal,
dengan ragu ragu aku mengangkat panggilan tersebut, “halo Iza” sapa penelpon tersebut, aku sangat terkejut
saat mendengar ia menyebut nama ku, jantungku pun berdetak kencang saat ia
menyebutkan namanya “Azhari” ya, itu lah nama sosok pria yang selama ini aku
kagumi, aku tak pernah menyangka ia akan menghubungiku, awalnya aku tidak
percaya, namun akhirnya aku percaya setelah ia menceritakan semua tentang
riwayatnya, dan semua yang ia ketahui mengenai diriku,, termasuk juga moment di
awal perjumpaan kami, hal itu membuat aku semakin percaya kepadanya, karna
memang tak banyak orang yang mengetahui moment moment diawal perjumpaan kami, hanya
aku dan sahabat terdekat ku saja yang mengetahuinya. Malam itu ia mengatakan
sesuatu yang sebelumnya tak pernah aku fikirkan sebelumnya, ia menyatakan
perasaan sukanya kepada ku, aku tidak tau harus menjawab apa, aku meminta waktu
beberapa hari untuk menjawab pertanyaan tentang perasaan ku kepadanya. Tiga
hari berlalu, ia pun kembali menanyakan perasaanku kepadanya, dengan berbagai
keraguan aku menjawab pertanyaan nya, aku menyatakan bahwa aku juga memiliki
rasa yang sama terhadap diri nya. Sejak itu aku dan dia semakin akrab dan
saling memberi perhatian satu sama lain, dan akhirnya kami pacaran. berhubung dengan
sekolah kami yang berasrama dan sistemnya pondok pesantren, dilarangnya pacaran
adalah salah satu peraturan yang menyebalkan bagi kami yang di usia remaja.
Begitu juga dengan ku, aku juga ingin merasakan masa masa remaja yang indah
yang sesuai dengan perubahan masa, namun di sisi lain aku juga merasa takut,
aku takut melanggar peraturan yang ada. Namun ia selalu berhasil menghilang
rasa takut ku.
Setelah dua minggu berlalu masa liburan
pun berakhir, aku harus kembali ke asrama ku, begitu pula dengan dirinya, sebelum
berangkat ke asrama, aku mengingatkannya agar merahasiakan hubungan kami, dan
ia pun berjanji akan merahasiakan hubungan kami tersebut, hingga suatu hari,aku
jatuh sakit dan harus dirawat dirumah, ia sangat khawatir dengan keadaan ku,
hingga akhirnya teman temannya tidak percaya lagi kalau aku hanya sahabatnya
saja, mereka yakin aku dan dia pacaran, karena kekhawatirannya yang berlebihan
itu membuat teman teman kami jadi tahui tentang hubungan kami, ditambah lagi
saat aku dan dia sama sama mengikuti perlombaan di luar sekolah kami, ia lomba
story telling dan aku olimpiade fisika, saat itu kedekatan kami yang terlihat
lebih dari seorang sahabat membuat mereka semua semakin yakin kalau aku dan
Azhari pacaran.
Sebulan setelah lomba itu kami
memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, karena masa ujian akhir dan ujian
Nasinal akan segera tiba, aku ingin mengfokuskan diriku ke ujian, begitu juga
dengan dirinya, semenjak itu hubungan kami hanya sebagai sahabat saja, aku pun
menyadari bahwasannya pacaran itu tidak akan mempengaruhi nilai dan tidak akan
memberikan ketenangan,toh juga selama pacaran aku selalu ikuti rasa takut,
fikiran tidak fokus ke pelajaran saja, tapi juga bercabang untuk mikirin
dianya, saat itu ada penyesalan yang mendalam dalam hidup ku, karena telah melanggar
peraturan pondok pesantren tersebut, dan yang paling penting adalah aku telah
melakukan larangan Allah, aku sungguh menyesal.
ketika masa Ujian Nasional itu berakhir,
kedua orang tua ku meminta aku untuk pindah dari pesantren tersebut, aku sangat
senang pindah dari sana, aku di pindah kan ke sebuah SMA Negri yang letaknya
tidak jauh dari rumah ku, di sekolah tersebut aku mengikuti sebuah organisasi kerohanian yang
bernuansa islami, di organisasi tersebut mendapat banyak pelajaran baru,
organisasi itu adalah tempat berkumpulnya orang orang yang ingin memperbaiki
diri, aku sangat senang bergabung di organisasi itu.
Suatu
hari, aku mengikuti sebuah kegiatan kerohanian yaitu liqo’ (perkumpulan) saat
itu temanya adalah tentang pacaran, tentang bagaimana hukumnya, bagaimana islam
memandang pacaran tersebut, seketika aku mengingat masa lalu ku di SMP, “aku
pernah pacaran, aku pernah melakukan larangan Allah, aku pernah menjalani
hubungan yang belum halal itu” fikir ku dalam hati, yang di iringi dengan rasa
penyesalan, “mengapa dulu aku mengiyakan ucapanya, mengapa dulu aku begitu
mudah menerimanya, mengapa penyesalan itu selalu ada di akhir??aku sadar aku
tidak mendapatkan apa apa selama aku pacaran”
semenjak
hari itu aku memutuskan untuk berubah, “YA Aku harus berubah!!!Aku pasti masih
punya kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri” tidak ada kata terlambat
untuk berubah, setiap kesalahan pasti memiliki pelajaran yang berharga yang
dapat di ambil untuk memperbaiki diri. Tekad sudah bulat untuk berubah.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar