Adikku sayang adikku malang
By; Putri Nilam Sari
Subuh itu,
aku terbangun seiring dengan berkumandangnya suara azan, dan aku pun segera
mengambil wudhu dan melaksanakan shalat subuh, ketika itu juga kakak ku sherin pulang
ke rumah dalam keadaan tak sadarkan diri, ia selalu begitu, pulang dalam
keadaan mabuk, dan selalu pada saat subuh bahkan pagi hari, kehidupannya sudah
bagaikan kalong, yang siangnya tidur dan malam pun berkeliaran di luar rumah,
kebiasaan itu terjadi mulai saat kami di tinggal oleh kedua orang tua kami,
yang meninngal karena kecelakaan pesawat. Mungkin ia terlalu troma dengan
kejadian tersebut sehingga ia sulit untuk menerima kenyataan, ditambah lagi
dengan keadaan adik ku yang memiliki kekurangan pada kaki nya, yang membuat
adikku harus berjalan dengan tongkat. Bagi kakak ku, delvia adikku yang cacat
itu adalah sebuah masalah baginya karena dengan keadaan itu delvia tak mampu untuk bekerja membantu nya, jangan
untuk membantunya untuk melakukan pekerjaan rumah saja ia tak mampu.
Suatu hari,
ketika aku selesai melaksanakan shalat subuh kakak ku pulang dalam keadaan
benar benar mabuk, ia mengedor-ngedor pintu rumah dan karna tak sabar menunggu
aku selesai shalat ia mendobrak pintu rumah, dan ketika itu aku telah berada di
belakang pintu bersiap membuka pintu, dan nyatanya pintu tersebut telah jatuh
ke wajahku, dan menimpa tubuh ku, adikku delvia pun datang dan menangis, aku yang tadi nya
terjatuh mencoba untuk bangun dan mengambil botol minuman keras yang sedang di
genggam kakak ku, tapi sayang nya ia makin emosi dan menampar pipiku, adikku yang
dari tadinya menangis ter isak isak sekarang menangis semakin keras. Kejadian
itu hampir terjadi setiap hari, aku pun tidak pernah tahu kapan hal itu akan
berakhir, aku hanya mampu untuk bersabar
dengan semua perlakuan kakakku.
Seiring
berputar nya waktu, tibalah saatnya aku harus berangkat ke sekolah, pagi itu
berangkat ke sekolah dengan pipi yang memar akibat tamparan kakakku subuh tadi,walau
terasa sakit, aku tetap bertahan untuk datang ke sekolah, karna aku sadar,
hanya aku yang bisa menerus kan cita cita ayah ibuku, kakakku tidak mungkin
karna dia lah yang mencari nafkah untuk biya hidup kami dan sekolah ku, dan
adikku, juga tidak mungkin, karena ia memiliki kekurangan fisik. Namun itu
semua bukan sebuah cobaan bagiku, melainkan itu adalah sebuah ujian bagiku
untuk menjadi pribadi yang baik. Dan tantangan terbesar bagi ku untuk mencapai
semua cita cita ku.
Di sekolah, selalu saja gebby dang geng nya
yang menjahili & mengganggu hidup ku, mereka merupakan teman sekelasku,
mereka memperlakukanku layaknya seorang babu, aku tak pernah mengerti apa salah
ku pada mereka, sehingga mereka begitu membenci ku, dan memperlakukanku dengan
tidak pantas seperti itu. Ketika jam istirahat aku pun pergi ke kantin, tapi
bukan untuk membeli makanan, melain untuk memuaskan hobi ku, yaitu membaca
novel, saat itu aku sedang membaca novel yang berjudul “my idiot brother” tiba
tiba datang lah rendy, dia adalah seorang cowok yang disukai oleh gebby, tapi
si rendynya malah suka sama aku, mungkin hal itu lah yang membuat gebby menjadi
sangat benci pada ku, sebanarnya aku tidak pernah menghiraukan perasaan rendy
pada ku, tapi gebby terlalu sensetif pada ku sehingga dia begitu marah pada ku
saat ia mengetahui rendy mendekati ku, di tambah lagi siang itu rendy mengajak
aku pulang sama, dan gebby pun mengetahui hal tersebut, lalu ia merencana kan
hal buruk terhadap diriku.
Siang itu sepulang aku dari
sekolah aku langsung minta izin pada delvia untuk pergi ke pasar membeli bahan
bahan makanan yang mulai habis, dan ketika aku berada di pasar gebby dan geng
nya datang kerumah ku, karena mereka tidak menemukan ku mereka menjadikan
adikku sebagai ganti nya, mereka menyiksa adikku hingga kepala adikku berdarah,
meliahat kepala adikku yang berdarh itu mereka ketakutan dan melarikan diri
dari rumah ku, beberapa saat setelah mereka pergi kak sherin pulang dan
menemukan adikku dalam keadaan sekarat kepalanya terus mengeluarkan darah, ia
sangat panik, rasa penyesalan seketika
datang menghadiri, ia sadar selama ini begitu jahat pada adiknya, ia tak pernah
peduli pada adiknya, bahkan ia membenci adiknya dan menganggap adiknya adalah
cobaan baginya.ia pun menangis saat adiknya menghembuskan nafas terakhirnya di
hadapanya, tak lama kemudian aku pun pulang kerumah dan sangat terkejut dengan
apa yang terjadi dirumah ku, darah berserakan dan kakak ku menangis dengan
keras, aku pun segera menangis saat mengetahui kematian adikku.
Ke esokkan harinya ketika aku ke
sekolah aku tekejut melihat seorang polisi datang ke sekolah mencari gebby dang
geng nya untuk menanyakan kebenaran laporan kasus pembunuhan yang telah mereka
lakukan, ternyata yang melaporkan kejadian itu adalah vivi salah satu anggota
geng mereka, setelah beberapa saat meng introgasi gebby dan doni, polisi
memutus kan untuk memasukan mereka ke jeruji besi. Setelah kejadian itu vivi
yang ada kelain mental itu pun berubah menjadi sangat baik terhadap ku, ia pun
meminta maaf atas semua kejahatan yang telah ia dan teman teman nya lakukan.
Begitu juga dengan kakak ku, ia telah berubah dan kebiasaan buruknya itu tidak
lagi ia lakukan, aku pun sekarang telah bisa merasakan kasih sayang dari
seorang kakak, kini aku hidup bahagia bersama kakak ku, dan disekolah pun tak
ada lagi yang menjahili ku, kini semua penderitaan ku telah berakhir.
Tamat !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar